إِذَافَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّ فِ فَلَا تُبَالِ مَعَهَاإِ نْ قَلَّ عَمَلُكَ , فَإِ نَّهُ مَا فَتَحَهَالَكَ إِ لَّا وَ هُوَيُرِ يْدُ أَ نْ يَتَعَرَّ فَ إِ لَيْكَ , أَ لَمْ تَعْلَمْ أَ نَّ التَّعَرُّ فَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ وَالْأَعْمَا لُ أَ نْتَ مُهْدِ يْهَا إِ لَيْهِ , وَأَ يْنَ مَا تُهْدِ يِهِ إِ لَيْهِ مِمَّا هُوَمُوْرِ دُهُ عَلَيْكَ ؟
“Apabila Dia membukakan bagimu suatu untuk ma’rifat (mengenal pada-Nya), maka jangan kauhiraukan soal amal-mu yang masih sedikit, sebab Dia tidak membukakan bagimu, melainkan Dia akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah kau ketahui bahwa ma’rifat itu semata-mata anugrah Allah kepadamu, sedang amalmu adalah hadiahmu kepada-Nya. Maka bagaimanahkah perbandingannya antara hadiahmu dengan anugrah-Nya kepadamu?”